Konsep Taqwa (Q.S. Ali Imran: 133-134)
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’Alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Pengajian perdana STM Islam SMA Negeri 6 Medan setelah Ramadhan 1442 H /2021 M dilaksanakan pada Selasa, 08 Juni 2021 di rumah salah satu anggota STM Islam. yang dihadiri oleh Kepala Sekolah Dra Hj. Erlinda sebagai Pembina, Seluruh Pengurus dan Anggota Pengajian STM Islam SMA Negeri 6 Medan. Dan yang menyampaikan Tausyiah pada sore itu , Kami mengundang Al-Ustadz Muhammad Su’ud Tambunan S.Ag.
Pengajian SMA Negeri 6 Medan rutin dilaksanakan 2 bulan sekali sebagai pencerahan ilmu Agama dan Aqidah juga menjalin silaturrahmi yang erat diantara Kepala Sekolah, Guru-Guruyang masih aktif dan purnabakti serta pegawai yang muslim wamuslimahdi SMA Negeri 6 Medan. Pada pengajian sore itu, Siti Rahmah Lubis, S.Pd., M.Si. (Sekretaris STM Islam SMA Negeri 6 Medan) bertugas sebagai protokol dalam acara pengajian menyampaikan dan menyimpulkan materi Tausyiah yang telah dipaparkan oleh Al-Ustadz tentang konsep Taqwa pada Surah Ali Imran Ayat 133 – 134 adalah sebagai berikut bahwa :
Taqwa sering disebut di dalam Al-Quran. Secara sederhana Taqwa adalah bentuk kesolehan diri dimana seseorang senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan dengan segenap usaha menjauhi larangan Allah Subahanahuwata’ala.
Pada Surah Ali Imran Ayat 133, ayat ini mengandung pesan untuk meningkatkan upaya dalam menjalankan ketaqwaan , yang lebih menekankan pada peningkatan dengan cara berkompetisi. Kata ‘bersegeralah kamu’ sebagai ketergesaan seseorang untuk meraih ampunan dan berlomba mencapai Jannah.
Dan dilanjutkan pada Ayat 134 yang menjelaskan ciri orang yang bertaqwa sebagai ahli Jannah. Pesan Taqwa dalam ayat ini ada 3 yaitu: 1. Berinfak dalam segala kondisi. Maksudnya bersedeqahlah kamu dalam keadaan lapang demi menghapus rasa takabur,cinta harta dan meredam nafsu keinginan karena hartanya. Namun anjuran bersedeqah di waktu susah ialah sebagai tantangan, karena di waktu itu mereka cendrung meminta daripada memberi. Maka bagi mereka yang masih bisa menyisihkan hartanya dalam keadaan susah, itulah ciri ahli Jannah. 2. Menahan amarah. Maksudnya orang yang mampu melampiaskan marahnya tetapi dia cendrung mampu menahannya dan tidak membalas dendam. 3.Memaafkan sesama. Maksudnya orang yang mampu menghapus bekas luka di hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain dan tidak menuntut balasan. Ayat ini ditutup dengan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Kedua ayat di atas memberi pesan kepada kita bahwa ketaqwaan seseorang berada pada tingkatan tertinggi apabila Ia : 1. Bersegera bertaubat, 2.Berinfak dalam segala kondisi, 3.Menahan amarah, 4. Memaafkan sesama.Dan selalu tetap melakukan kebaikan. Demikianlah kesimpulan dari Konsep Taqwa dalam Surah Ali Imran Ayat 133-134, semoga kita dapat mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Di penutup acara pengajian,karena masih suasana bulan Syawal 1442 H/2021 M, protokol Siti Rahmah Lubis, S.Pd.,M.Si. mengucapkan Taqobbalallahu Minna Waminkum Taqobbal Yaa Kaariim. Minal Aidin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan bathin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. (doc. STM Islam SMAN 6 Medan)
Gallery
[wds id=”4″]